Kamis, 27 Oktober 2011

Ketika Matahari Bersinar

Namaku Aulia Rizky Salsabil, biasanya temen-temenku memanggilku "Lia". Aku bisa dibilang dari keluarga yang terpandang, ayahku seorang pejabat, ibuku seorang pengusaha, kakak perempuanku kuliah di Harvard University, kakak laki-lakiku SMA sekolah elit di Jakarta, sedangkan aku sendiri duduk di bangku SMP kelas 3 di salah satu sekolah elit Jakarta. tapi semua sirna dalam sekejap, setelah peristiwa mengenaskan itu terjadi. Ceritanya begini..... Pagi itu pagi yang amat cerah, untuk beberapa hari ke depan, aku dan keluarga berlibur ke New York, maklum setiap liburan tiba, aku sekeluarga selalu berlibur ke luar negeri, bahkan hampir semua negara-negara berat sudah pernah aku kunjungi. setelah 4 hari disana, sekarang tiba saatnya untuk kembali ke tanh air, sedih rasanya, tapi mau gimana lagi, liburan sudah hampir habis, dan perjalan New York - Indonesia memakan waktu yang cukup lama :( Setibanya di Indonesia, entah mengapa, hatiku seperti hancur berantakan, aku seperti tau, apa yang akan terjadi, selama seminggu, hatiku tak henti-hentinya berprasangka buruk. Seperti ada kejadian yang selama ini tak pernah kusangka aka segera terjadi. Aku takut.. dan, sepertinya, benar apa yang aku takutkan, pagi-pagi Ibuku harus dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung. Setibanya di rumah sakit, ibuku harus dioperasi, karena bukan hanya serangan jantung saja, tetapi ibuku ternyata juga terkena diabetes. Dan lemak yang ada di dalam tubuhnya sudah melampui batas. Aku hanya menangis dan berdoa agar operasi berjalan lancar dan ibuku bisa diselamatkan.... Tapi, rupanya Tuhan berkehendak lain. Operasi yang dilakukan ibuku malah membuat kondisi ibuku lebih parah. Sepertinya terjadi beberapa kesalahan dalam operasi tersebut, sehingga ibuku malah menjadi lebih buruk. Karum yang seharusnya bertugas untuk menipiskan lemak itu, jarum malah menusuk syaraf ibuku. sehingga menjadi seperti ini. Air mata ini, tak henti-hentinya aku keluarkan, beribu-ribu air mata suadh aku keluarkan.... Aku, ayah, dan kak Balqis hanya bisa berdoa. Itulah satu-satunya cara, agar ibuku bisa sembuh seperti sedia kala. Hari ini seperti hari terburuk yang pernah aku lalui, dua bulan telah berlalu, tidak ada kabar baik dari ibuku, sampai sekarang ibuku masih berada di rumah sakit dengan perawatan yang intensif. Biaya yang dikeluarkan utnuk pengobatan ibuku, telah menelan ratusan juta. Lebih parahnya lagi, ayahku tidak bisa lagi membiyayai lagi pengibatan tersebut, karena ayah dikenai denda 1 triliun dan ayah harus dipenjara selama 5 tahun, ayahku terlibat dalam kasus korupsi wisma atlit "Ya Alla, apa yang harus aku lakukan kepada-Mu Ya Allah, berikanlah hamba-Mu ini petunjuk-Mu Ya Allah..." akhirnya rumah mewah nan megah yang selama ini aku tempati pun hanya aku dan kak Balqis yang menempati. Di sekolah pun aku dan kak Balqis sering dihina, karena kasus yang menimpa ayahku. Dulu, aku sering dipuji sama temen-temenku karena kekayaan dan kecantikan yang aku miliki, tetapi setalh semua sirna, temen;temenku menjahui ku dan mahalnya SPP yang harus dibayar, membuat aku dan Kak Balqis pindah sekolah. tidak ada lagi kata sekolah "elit" lagi bagiku :( dan, kalian tahu.. kakak perempuanku, Kak Sita yang sekarang sedang kuliah di Harvard University meninggal dunia, karena kecelakaan yang menimpanya saat hendak pulang ke tanah air. Pesawat yang membawa Kak Sita pulang ke Tanh Air mengalami kecelakaan, dan jatuh ke Lautan, dan hingga sekarang jasad kakakku belum ditemukan. Aku seperti ingin MATIII!!! semuanya sudah menimpa keluargaku, kenapa semua ini yang mengalami harus orang-orang terdekatku, kenapa bukan aku sendiri yang harus mengalami ini semua... Ya Allah sekarang Aulia bukanlah anak dri seorang pejabat dan pengusaha, yang setiap kali liburan tiba, selalu berlibur ke luar negeri.. dan apakah kalian tahu.. seharusnya bulan lalu aku harus mengikuti Olimpiade se asia Tenggara di Kamboja, tapi sayangnya, apa yang aku cita-citakan selama ini tidak akan pernah terwujud. Aku terpakda untuk tidak mengikuti Olimpiade itu, karena faktor biaya, padahal aku sudah terpilih unuk mewakili Indonesia. Sekarang aku dan Kak Balqis tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil. sekarang hanyalah rumah kumuh dan jauh dari kata layak yang aku tempati. Dan ibuku pada akhirnya meninggal dunia karena sarafnya yang semakin parah.............

2 komentar: